Ada yang berbeda di tahun 2014 ini. Entah hanya aku yang merasakan, atau keadaannya memang demikian. Sebenarnya sudah lama aku merasakan keganjalan ini, tapi aku berpikir mungkin hanya perasaanku saja. Namun setelah beberapa minggu berlalu, sepertinya rasa ini semakin kuat.
Aku juga tidak tahu kenapa aku begini. Yang jelas aku merasa jarak antara aku dengannya semakin terasa jauh. Aku juga merasa ia sudash tak seperti dirinya yang ku kenal dulu. Dia yang sekarang bukanlah dia yang dahulu.
Jujur, aku merindukan sosok itu. SWosok yang selalu haddir dikala ku senang maupun gundah. Sosok yang selalu menemaniku di setiap hariku. Sosoknya yang humoris. Sesosok pria manja namun tidask menghilangkan kebijaksanaannya. Dan sosok yang hampir tiap hari mengutarakan rasa cintanya padaku.
Namun, sosok itu seolah pudar ditelan waktu. Aku tak lagi merasakan kehangatan itu. Bahkan aku merasa dia yang sekarang adalah sosok yang dingin. Benar-benar berbeda. Mungkin dia sama sekali tidak menyadarinya, atau ia hanya menganggapnya biasa. Tapi tidak bagiku.
Jelaslah jika perubahannya itu akan sangat berdampak untukku. Bagaimana tidak? Bisa dibilang, aku sudah menemani perjalanan hidupnya. Walaupun singkat, tapi cukup bermakna bagiku.
Tak akan jadi masalah jika dia hanya dingin ketika kita bertemu. karena memang sikapnya ketika bertemu dan di sms memang berbeda. Tapi masalahnya di sms pun dia tak menunjukkan kehangatannya yang sering ku rasakan, dulu. Apa aku yang terlalu haus akan kasih sayang, atau hanya aku yang melebih-lebihkan?? Aku sendiri pun tak tahu pasti.
Dan ku rasa, hal ini sangat menggangguku. Aku begitu kalut dalam perasaan ini. Hingga tanpa sadar masalah ini hadir di mimpiku semalam (16/2). Dalam mimpi tersebut, tiba-tiba aku mendengar suaranya. Dia lantas berkata, "ojo mentingno nafsu sesaat".
Aku terbangun dan bertanya-tanya. Adakah arti dari mimpiku itu?? Kenapa kata-kata itu seolah mengisyaratkan padaku untuk terus mempertahankan cinta yang selama ini telah ku jaga bersamanya? Dan kenapa pula kata-kata itu serasa begitu dalam maknanya?
Aku sadar, aku terlalu cinta hingga sakit dibuatnya. Tapi aku juga tidak menampik jika rasa sakit ini muncul karenanya. Aku begitu merindukannya. Sangat-sangat rindu. Sudah berapa banyakkah air mata yang telah ku teteskan di hari ini (17/2) dan kemarin?
Seketika terbesit berbagai pertanyaan di benakku. Tak bisakah aku kembali merasakan kehangatan itu lagi? Apakah permintaanku ini terlalu berat untuk bisa dipenuhi? Salahkah jika aku belum bisa menerima dia yang sekarang ini? Dan lagi, aku hanya bisa berharap dia bisa dan turut merasakan apa yang kini sedang ku rasakan. Ya, semoga saja.
********
Bahkan ketika tulisan ini aku forward ke nomor hpnya, dia sama sekali tidak memberi respon apapun. Tiap kali aku membaca tulisan ini, seketika itu pula hatiku menangis. Sebegitu berubahnyakah dia sekarang? Apakah aku sudah tak berarti lagi di mata dan hatinya?? Seolah hanya aku yang mengharapkan dia. Bagai punuk merindukan bulan.
^^ Write by Dyne ^^
Aku juga tidak tahu kenapa aku begini. Yang jelas aku merasa jarak antara aku dengannya semakin terasa jauh. Aku juga merasa ia sudash tak seperti dirinya yang ku kenal dulu. Dia yang sekarang bukanlah dia yang dahulu.
Jujur, aku merindukan sosok itu. SWosok yang selalu haddir dikala ku senang maupun gundah. Sosok yang selalu menemaniku di setiap hariku. Sosoknya yang humoris. Sesosok pria manja namun tidask menghilangkan kebijaksanaannya. Dan sosok yang hampir tiap hari mengutarakan rasa cintanya padaku.
Namun, sosok itu seolah pudar ditelan waktu. Aku tak lagi merasakan kehangatan itu. Bahkan aku merasa dia yang sekarang adalah sosok yang dingin. Benar-benar berbeda. Mungkin dia sama sekali tidak menyadarinya, atau ia hanya menganggapnya biasa. Tapi tidak bagiku.
Jelaslah jika perubahannya itu akan sangat berdampak untukku. Bagaimana tidak? Bisa dibilang, aku sudah menemani perjalanan hidupnya. Walaupun singkat, tapi cukup bermakna bagiku.
Tak akan jadi masalah jika dia hanya dingin ketika kita bertemu. karena memang sikapnya ketika bertemu dan di sms memang berbeda. Tapi masalahnya di sms pun dia tak menunjukkan kehangatannya yang sering ku rasakan, dulu. Apa aku yang terlalu haus akan kasih sayang, atau hanya aku yang melebih-lebihkan?? Aku sendiri pun tak tahu pasti.
Dan ku rasa, hal ini sangat menggangguku. Aku begitu kalut dalam perasaan ini. Hingga tanpa sadar masalah ini hadir di mimpiku semalam (16/2). Dalam mimpi tersebut, tiba-tiba aku mendengar suaranya. Dia lantas berkata, "ojo mentingno nafsu sesaat".
Aku terbangun dan bertanya-tanya. Adakah arti dari mimpiku itu?? Kenapa kata-kata itu seolah mengisyaratkan padaku untuk terus mempertahankan cinta yang selama ini telah ku jaga bersamanya? Dan kenapa pula kata-kata itu serasa begitu dalam maknanya?
Aku sadar, aku terlalu cinta hingga sakit dibuatnya. Tapi aku juga tidak menampik jika rasa sakit ini muncul karenanya. Aku begitu merindukannya. Sangat-sangat rindu. Sudah berapa banyakkah air mata yang telah ku teteskan di hari ini (17/2) dan kemarin?
Seketika terbesit berbagai pertanyaan di benakku. Tak bisakah aku kembali merasakan kehangatan itu lagi? Apakah permintaanku ini terlalu berat untuk bisa dipenuhi? Salahkah jika aku belum bisa menerima dia yang sekarang ini? Dan lagi, aku hanya bisa berharap dia bisa dan turut merasakan apa yang kini sedang ku rasakan. Ya, semoga saja.
********
Bahkan ketika tulisan ini aku forward ke nomor hpnya, dia sama sekali tidak memberi respon apapun. Tiap kali aku membaca tulisan ini, seketika itu pula hatiku menangis. Sebegitu berubahnyakah dia sekarang? Apakah aku sudah tak berarti lagi di mata dan hatinya?? Seolah hanya aku yang mengharapkan dia. Bagai punuk merindukan bulan.
^^ Write by Dyne ^^






0 komentar:
Posting Komentar