Sekali lagi..
Mungkin ini hanya sekian dari banyak uneg-uneg yang saya tulis disini.
Daripada tertanam kuat di hati, mending saya tulis.
Setidaknya bisa mengeluarkan isi hati dengan bercerita disini.
Mungkin akan ada komentar, "Kenapa hanya ditulis? Kenapa tidak dibicarakan langsung saja?"
Ya, setiap orang punya gaya masing-masing.
Dan inilah gayaku.
Menulis.
Malang, 08 Maret 2015 -di kos-
Sebenarnya waktu yang tepat untuk menulis semua ini adalah kemarin.
Karena kemarin-lah kejadian yang sedikit nyesek itu terjadi.
Tapi tak apalah, toh hari ini pun ada kejadian yang sama nyeseknya.
Kritik.
Aku yakin setiap orang bisa dan bebas mengkritik orang lain.
Tapi mengkritik juga tidak bisa asal-asalan.
Iya, persepsi orang memang berbeda.
Sesuatu yang baik atau bagus menurut orang lain belum tentu dianggap baik pula bagi orang lain.
Hanya saja, cobalah untuk menghargai jerih payahnya.
Belum tentu kau bisa melakukan apa yang ia lakukan.
Gunakanlah bahasa yang baik dalam mengkritik orang.
Kalau bisa terdapat unsur-unsur pendukung di dalamnya.
Jangan hanya mengkritik tanpa ada saran yang membangun.
Sama saja dengan upaya menjatuhkan orang lain.
Kalu kau merasa hebat, jangan hanya mengkritik.
Tunjukkan hasil karyamu.
Bandingkan.
Siapa yang lebih baik. Aku atau kau.
Kau berharap agar orang yang kau kritik dapat menjadi yang lebih baik.
Tapi yang kau tunjukkan tidak menunjukkan bhwa kau lebih baik.
Apakah orang seperti itu dapat merubah seseorang ke arah yang lebih baik?
Perbaikilah dirimu dahulu.
Orang akan lebih respect pada orang yang menghargai yang lainnya.
Bahkan respect pun bisa hilang dengan hanya satu kesalahan.
Kesalahan yang seharusnya tak pernah ada.
Yang menghancurkan semua perspektif baik seseorang menjadi sebaliknya.
Ini kenapa jadi ngelantur kemana-mana?
Dari kritik trus nyelonong ke respect?
Hah, daripada nyelanturnya makin jauh, mending diudahin aja.
*Cling /ngilang/
^^ Hikari Michi ^^
Mungkin ini hanya sekian dari banyak uneg-uneg yang saya tulis disini.
Daripada tertanam kuat di hati, mending saya tulis.
Setidaknya bisa mengeluarkan isi hati dengan bercerita disini.
Mungkin akan ada komentar, "Kenapa hanya ditulis? Kenapa tidak dibicarakan langsung saja?"
Ya, setiap orang punya gaya masing-masing.
Dan inilah gayaku.
Menulis.
Malang, 08 Maret 2015 -di kos-
Sebenarnya waktu yang tepat untuk menulis semua ini adalah kemarin.
Karena kemarin-lah kejadian yang sedikit nyesek itu terjadi.
Tapi tak apalah, toh hari ini pun ada kejadian yang sama nyeseknya.
Kritik.
Aku yakin setiap orang bisa dan bebas mengkritik orang lain.
Tapi mengkritik juga tidak bisa asal-asalan.
Iya, persepsi orang memang berbeda.
Sesuatu yang baik atau bagus menurut orang lain belum tentu dianggap baik pula bagi orang lain.
Hanya saja, cobalah untuk menghargai jerih payahnya.
Belum tentu kau bisa melakukan apa yang ia lakukan.
Gunakanlah bahasa yang baik dalam mengkritik orang.
Kalau bisa terdapat unsur-unsur pendukung di dalamnya.
Jangan hanya mengkritik tanpa ada saran yang membangun.
Sama saja dengan upaya menjatuhkan orang lain.
Kalu kau merasa hebat, jangan hanya mengkritik.
Tunjukkan hasil karyamu.
Bandingkan.
Siapa yang lebih baik. Aku atau kau.
Kau berharap agar orang yang kau kritik dapat menjadi yang lebih baik.
Tapi yang kau tunjukkan tidak menunjukkan bhwa kau lebih baik.
Apakah orang seperti itu dapat merubah seseorang ke arah yang lebih baik?
Perbaikilah dirimu dahulu.
Orang akan lebih respect pada orang yang menghargai yang lainnya.
Bahkan respect pun bisa hilang dengan hanya satu kesalahan.
Kesalahan yang seharusnya tak pernah ada.
Yang menghancurkan semua perspektif baik seseorang menjadi sebaliknya.
Ini kenapa jadi ngelantur kemana-mana?
Dari kritik trus nyelonong ke respect?
Hah, daripada nyelanturnya makin jauh, mending diudahin aja.
*Cling /ngilang/
^^ Hikari Michi ^^
2 komentar:
yo opoooooooo kui
gk jelas gk enek klimaks se
lah emang sopo seng gawe cerito kok ono klimaks barang iku??
Posting Komentar